1. Baterai cepat aus
Semestinya smartphone dimatikan terlebih dahulu saat dicas. Saya pernah baca, sangat dianjurkan untuk mendiamkan dahulu hape yang dimatikan selama beberapa saat sebelum dicas. Tujuannya agar baterai dalam keadaan dingin ketika di-charge. Ini akan membuat baterai lebih awet.
Namun seringkali kita justru mengecas hape menggunakan powerbank sembari terus menggunakannya. Hal ini menyebabkan baterai panas terus-menerus, tidak dapat melakukan pengisian daya secara maksimal, dan lama-lama aus. Rusak deh.
2. Dapat merusak SIM card
Saya tidak paham apakah ini berkaitan dengan letak SIM card yang berdekatan dengan baterai atau tidak. Namun pengecasan terus-menerus tanpa henti menggunakan powerbank, sembari smartphone terus digunakan, dapat berefek buruk pada kartu SIM. Bisa rusak lho. Memang sih kita bisa minta ganti kartu baru dengan nomor yang sama, tapi data-data kontak yang tersimpan di dalamnya bakal hilang.
3. Hape bisa meledak/terbakar
Rasanya ini ada kaitannya dengan poin pertama. Baterai yang terus-menerus panas, dan terlalu panas, dapat meledak atau terbakar. Kalau sudah begitu, hape kita bisa ikut rusak dibuatnya. Sayang, bukan? Apalagi kalau hape tersebut merupakan perangkat andalan dalam bekerja.
Sebagai tambahan, baterai dalam powerbank sendiri dapat meledak apabila terus-menerus berada dalam temperatur tinggi. Hal ini bisa disebabkan leh setidaknya dua hal, yakni kualitas baterai rendah atau kesalahan rangkaian sirkuit di dalamnya.
Hape Turbo Charging

Kalau ingat tiga dampak buruk tersebut saya jadi enggan beli powerbank lagi. Memang ini opsi murah meriah, hanya dengan beberapa ratus ribu rupiah kita mendapat baterai cadangan 2.000-3.000 mAh. Kalau mau keluar uang lebih banyak bisa dapat powerbank berkualitas lebih bagus.
Tapi setelah dipikir-pikir lagi saya rasa lebih baik membeli smartphone baru sekalian. Smartphone dengan kemampuan charging ekstra cepat sebagai solusi, sehingga baterainya tidak butuh waktu berjam-jam untuk dicas sampai penuh.
Normalnya, kita butuh waktu antara 3-4 jam untuk mengecas baterai berkapasitas standar 2.300 mAh sampai penuh. Dengan teknologi turbo charging, waktu pengisian bisa dipercepat menjadi hanya beberapa puluh menit saja. Itu artinya, kita bisa mengecas baterai sembari menunggu pesawat, menunggu kereta, atau sembari makan di warung, dan hape kembali bisa dipakai berjam-jam kemudian.
Kelebihan lain, tas tangan jadi lebih ringan tanpa membawa-bawa powerbank. Kalau biasanya dalam tas berisi hape, charger, ditambah powerbank bersama barang-barang pribadi lain, dengan berganti ke smartphone yang dilengkapi fitur turbo charging kita bisa tinggal powerbank di rumah.
Hape-hape keluaran terbaru sudah banyak yang menyediakan fitur turbo charging seperti ini. Salah satunya smartphone mewah besutan Polytron, Prime 7s. Kecepatan pengisian baterai jadi salah satu dari tujuh keunggulan yang ditawarkan Prime 7s. Bayangkan, cukup dengan mengecas selama 15 menit kita bisa memakai hape ini untuk menelepon selama 5 jam.
Yang membuat Prime 7s bisa mengisi baterai secara cepat adalah dayanya yang sebesar 9V 1.67A. Dengan daya sebesar ini, proses charging menjadi dua kali lebih cepat dari smartphone konvensional. Mengecas selama 40 menit saja sudah membuat baterainya yang berkapasitas 2.300 mAh terisi 75 persen.

Saya jadi ingat pengalaman kurang enak di Palembang. Sepulang dari Pulau Kemaro, saya dan teman-teman blogger lain diajak makan siang ke RM Pempek Pak Raden di Jl. Radial. Begitu hidangan makanan dan aneka pempek datang, teman-teman sibuk mengambil foto pakai smartphone dan kamera masing-masing. Untuk apa lagi kalau bukan share di media sosial?
Terus, saya? Cuma saya satu-satunya anggota rombongan yang sibuk mencari colokan listrik. Tanya ke pelayan yang mengantarkan pempek ke meja kami, akhirnya ketemu satu colokan yang tersembunyi di pojok ruangan.
Kira-kira satu jam kami makan, ngobrol-ngobrol, lalu dilanjut foto bersama. Saya berharap baterai hape sudah penuh, sehingga saya bisa share momen di RM Pempek Pak Raden sekalipun pempeknya sudah habis. Tapi rupanya daya yang terisi baru sedikit sekali. Hiks.
Andai waktu itu saya pakai hape dengan kemampuan turbo charging seperti Polytron Prime 7s, ngecas selama satu jam begitu pasti sudah full baterainya. Saya pun siap eksis lagi selepas makan siang hari itu. Hehehe...
"Oke, kalau sudah mantap mau beli hape dengan kemampuan turbo charging, ya sudah beli aja." Mungkin teman-teman bakal bilang begitu.
Nah, di situ masalahnya. Hape-hape begitu biasanya masuk kategori flagship, dan harganya kategori menengah ke atas. Polytron Prime 7s ini dibanderol Rp3.799.000. Mahal? Tidak ada kata mahal dalam kamus saya. Cuma yang sering terjadi sih uangnya belum ada. Jadi, kudu nabung dulu nih.
0 komentar:
Posting Komentar